Watutulis Sidoarjo Tekan Harga Gula Pasaran

Terbit pada Senin, 6 Juni 2016

JawaPos.com – Meroketnya harga gula masih menjadi perhatian sejumlah pihak. Termasuk PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X. Berbagai upaya terus dilakukan untuk menekan harga gula di pasaran.

Hal itu disampaikan Tarsisius Sutaryanto, direktur produksi PTPN X, saat acara selamatan buka giling di Pabrik Gula (PG) Watutulis, Sabtu (4/6).

Tarsisius menjelaskan, minimnya jumlah petani tebu menjadi masalah utama. Sebab, selama ini jatah angkut tebu petani tidak pasti.

”Semakin sedikit orang yang mau jadi petani tebu karena petani tidak mendapat kepastian kapan tebunya diangkut,” ungkapnya.

Karena itu, pihaknya saat ini berfokus mengembalikan kepercayaan petani. Salah satu upayanya ialah membangun sistem pelayanan tebang muat angkut secara online.

Dengan begitu, petani akan lebih memiliki kepastian kapan tebunya diangkut. Selain itu, struktur birokrasi dipangkas dari yang sebelumnya lima step menjadi dua step.

Sehingga risiko ”permainan” di dalam pabrik bisa diminimalkan. ”Setelah ini petani akan lebih senang. Tidak ada lagi pegawai pabrik yang memainkan harga petani,” lanjutnya.

Pemakaian kartu tani juga akan membantu petani dalam pembayaran yang lebih transparan. Pembayaran nanti langsung ditransfer ke rekening petani. Tidak ada uang tunai.

”Jika banyak petani yang sudah kembali mau menanam, harga gula di kemudian hari tidak akan seperti saat ini,” kata dia.

Dengan begitu, pasokan gula akan kembali normal. Harga gula bakal lebih terkontrol. Menurut Tarsisius, sebenarnya pemerintah bisa saja mengambil kebijakan impor untuk menekan harga gula.

Namun, hal itu hanya akan merugikan petani. ”Harganya akan jatuh. Petani jadi semakin rugi,” tuturnya.

Saat ini harga lelang di tingkat petani sudah mencapai Rp 13.800 per kg. Untuk itu, Tarsisius memprediksi harga gula masih tinggi hingga akhir Juli.

Setelah itu gula akan turun di kisaran Rp 11.000. ”Meskipun sekarang sudah mulai giling, gula baru keluar dari pabrik sekitar awal Agustus. Baru bisa turun harga maksimal ketika Agustus, ” terangnya.

Bupati Saiful Ilah menyampaikan bahwa pihaknya akan selalu berusaha mempertahankan lahan perkebunan tebu.

Hal itu diwujudkan dengan peraturan yang mewajibkan harus ada lahan perkebunan tebu dalam penggunaan lahan pertanian.

Saiful menyatakan, luas lahan perkebunan tebu di Sidoarjo saat ini mencapai 4.032 hektare. Tiap hektare mampu menghasilkan tebu rata-rata 700 kuintal dengan produksi gula rata-rata 55 kuintal per hektare.

Namun, Saiful mengingatkan bahwa hal tersebut harus ditingkatkan. Sebab, produksi gula nasional belum mampu melayani permintaan pasar. ”Agar kebutuhan nasional terpenuhi,” ujarnya. (aji/c9/tia/sep/JPG)

Sumber : http://www.jawapos.com/read/2016/06/05/32399/watutulis-sidoarjo-tekan-harga-gula-pasaran/3 

 

Posted in Berita

Terdapat 0 komentar

Silahkan tambahkan komentar