Lingkungan Kerja Kondusif, Ide BrilianTumbuh Masif, Perusahaan Produktif
Tumbuhnya sebuah perusahaan yang berorientasi pada pelayanan maupun profit harus didukung oleh lingkungan kerja yang baik. Pengertian lingkungan kerja yang baik adalah situasi dan suasana kerja yang kondusif dan nyaman. Lingkungan kerja yang dimaksud, meliputi komunikasi antara atasan dan bawahan, teamworking, networking, reward and punishment, time schedule kegiatan yang tertata, dan hubungan perusahaan dengan external stakeholder.
Seyogyanya, perusahaan adalah rumah yang nyaman bagi penghuninya. Kenyamanan lingkungan kerja harus menjadi prioritas utama sehingga karyawan merasa nyaman dan betah bekerja. Kenyamanan ini akan membuat prioritas dan target korporasi dapat terpenuhi tepat waktu, bahkan bisa lebih cepat. Indikator utama dari lingkungan kerja yang nyaman terlihat hubungan yang akrab antara atasan dan bawahan. Hubungan antara atasan dan bawahan ibarat keluarga, atasan seperti orang tua yang siap memberikan ilmu dan pengalamannya. Sedangkan karyawan, memberikan ide dan gagasan yang kreatif dan inovatif untuk menunjang kemajuan perusahaan. Bertemunya ilmu dan pengalaman dari atasan serta ide dan gagasan dari bawahan akan memberikan sinergi positif yang mampu mendongkrak pencapaian perusahaan, baik itu berupa produk maupun pelayanan yang semakin prima. Umumnya peningkatan produktivitas dan pelayanan akan berbanding lurus dengan tingginya profitabilitas perusahaan.
Perusahaan yang berkecimpung di media sosial besutan Mark Zuckerberg adalah salah satu contoh nyata perusahaan yang memiliki lingkungan kerja yang kondusif. Perusahaan ini memberikan keleluasaan bagi karyawannya untuk mengenakan baju kerja formal atau non formal. Perusahaan internet multinasional ini lebih mengedepankan kreatifitas tinggi dan ide yang berkualitas dibandingkan hanya menyorot pada penampilan karyawannya. Perusahaan yang bermarkas di Amerika Serikat ini dalam menempatkan karyawannya mengikuti kaidah the right man on the right place.
Bagi perusahaan skala menengah ke atas di belahan dunia manapun, contoh di atas bisa dijadikan wawasan sekaligus inspirasi dalam menciptakan lingkungan kerja yang kondusif untuk para karyawannya. Sudah bukan masanya lagi perusahaan melihat prestasi dari sisi simbolik semata, seperti cara berpakaian, jumlah absensi, bekerja hanya berdasarkan rutinitas, mengandalkan konsultan untuk menyelesaikan pekerjaan perusahaan serta ketidakterbukaan dalam pemberian reward and punishment. Kini waktunya produktivitas kerja dan ide-ide konstruktif dari karyawan masuk dalam kriteria penilaian karyawan.
Di era digital saat ini, perusahaan melakukan tata kelola manajemen dengan caranya masing-masing. Namun secara umum, terdapat dua cara, yakni perusahaan yang berorientasi pada proses dan perusahaan yang berorientasi pada hasil. Perusahaan yang berorientasi pada proses melihat bahwa segala sesuatu yang dilakukan oleh atasan dan bawahan harus melewati beberapa tahapan mulai dari perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Hal ini dilakukan untuk memberikan pembelajaran, kesadaran kolektif, dan kematangan organisasional bahwa atasan dan bawahan harus saling bersinergi, yakni ikut berjuang bersama dalam membangun perusahaan. Kontras dengan perusahaan yang berorientasi pada hasil. Perusahaan kategori ini menuntut bahwa target perusahaan harus terpenuhi bagaimanapun caranya. Karyawan diberi tekanan yang tinggi untuk mencapai target, tetapi tanpa didukung oleh fasilitas perusahaan yang memadai. Akibatnya, ketidaknyamanan akan mewarnai lingkungan kerja sehari-hari ditambah dengan target yang sulit tercapai.
Masih tetap bertahan dengan lingkungan kerja yang biasa saja? Atau siap berbenah menciptakan lingkungan kerja yang kondusif? Pilihan ada di tangan kita. (Okta PI_Budidaya, VER_Corcom)
Terdapat 2 komentar
Silahkan tambahkan komentar