Tetap Berpegang Teguh pada Strategi yang Telah Dilakukan (Bagian II)

Terbit pada Selasa, 22 April 2014

Berikut permasalahan yang tengah dan akan terus dihadapi oleh PTPN X dari sudut pandang penulis:

 

Pertama: Banjirnya gula rafinasi. Pada waktunya, gula rafinasi akan masuk ke dalam perdagangan di Indonesia. Gularafinasi tidak hanya digunakan untuk makanan dan minuman akan tetapi sekian tahun mendatang, gula rafinasi akan diperdagangkan secara bebas di pasaran dan akan menjadi persaingan yang berat bagi gula kristal putih yang diproduksi PTPN X. Untuk diketahui, gula rafinasi harganya lebih murah daripada gula yang diproduksi oleh PTPN X sendiri.Hal ini karena pemerintah membebaskan bea impor gula rafinasi.

 

Kedua: Perdagangan ASEAN. Persainganusaha di Asia akan semakin ketat menyusul segera diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean (AEC). Apabila tidak segera berubah dan berbenah, maka PTPN X akan ‘terlibas dan terlindas’ oleh perusahaan-perusahaan lain.

 

Ketiga: Cuaca yang tak menentu (anomali iklim).Anomali iklim sangat sulit diprediksi, khususnya bagi penggiat sektor pertanian. Perubahancuaca yang drastis dan pergantian musim yang tidak tegas sangat menyulitkan para petani, termasuk petani tebu di dalamnya. Ketidakpastian cuaca otomatis berdampak pada proses, kuantitas, dan kualitas produksi gula sebelas PG milik PTPN X.

 

Keempat: Langkanya tenaga kerja tebang, muat, dan angkut (TMA). Seiring waktu berjalan, kebutuhan tenaga TMA semakin meningkat. Namun realitas di lapangan, justru berbanding terbalik. Jumlah mereka dari tahun ke tahun semakin menyusut. Mereka lebih tertarik alih profesi menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI), buruh pabrik, dan kerja sebagai pekerja di gedung-gedung bertingkat.

 

Kelima: Peningkatan UMR. Peningkatan nilai UMR adalah keniscayaan yang tidak bisa dibantah dan akan terjadi setiap tahunnya. Pabrik gula adalah industri yang bersifat padat karya. Membengkaknya biaya tenaga kerja akibat terus naiknya UMR, tentu akan menjadi masalah pelik yang harus segera dituntaskan oleh pihak manajemen. Apalagi jika peningkatan UMR tidak diimbangi oleh peningkatan produktivitas tenaga kerja. (Afian Febrianto_RS HVA Toeloengredjo, OPI_Sekper)

Rank 23 of The Best Twenty Five LKTI 2014

 

 

 

Terdapat 0 komentar

Silahkan tambahkan komentar