Terobosan Enero dan TOI Mengekspansi Pasar
PT Energi Agro Nusantara (Enero) sukses membuka celah peluang pasar lain dengan menandatangani kontrak jual beli produk bioethanol sebesar 135 kilo liter untuk kebutuhan sekitar enam bulan ke depan dengan menggandeng PT. Total Oil Indonesia (TOI) yang merupakan sektor hilir dari Total Group, pada Jumat (3/7) di Kantor TOI Jakarta. Dalam pertemuan tersebut Enero diwakili Direktur Keuangan dan Komersial, Izmirta Rachman dan Supervisor Distribusi, Geovanni Pradhana, sedangkan dari pihak TOI diwakili General Manager Retail and Marketing Christopher Kasidi dan Manager Core Fuel Purchasing Yonaz Salasa.
Kontrak jual beli ini dilatarbelakangi oleh kewajiban supplier bahan bakar minyak untuk melaksanakan instruksi Pemerintah, Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) RI. Seperti yang disampaikan Kasidi, “Sesuai dengan instruksi dari Dirjen EBTKE untuk melaksanakan implementasi bioetanol pada September 2015, maka TOI melakukan proses pitching kepada para supplier etanol. Berdasarkan hasil pitching, kami menjatuhkan pilihan kepada Enero”.
Pernyataan Kasidi, disepakati Rachman pada kesempatan yang sama: “Jual beli ini adalah upaya mengikuti ketentuan Pemerintah, dalam hal ini Kementerian ESDM terhadap kewajiban blending Bahan Bakar Minyak (BBM), bagi badan usaha, termasuk salah satunya TOI, yang diminta blending sebesar 2% sesuai ketentuan Pemerintah.”
Sebagai informasi, berdasarkan Peraturan Menteri ESDM No.25 Tahun 2013 tentang Penyediaan, Pemanfaatan dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati sebagai Bahan Bakar Lain, telah diatur kewajiban badan usaha untuk blending BBM dengan biofuel yaitu biodiesel dan bioetanol menjadi Bahan Bakar Nabati (BBN). Selanjutnya, Pemerintah menetapkan pemanfaatan BBN untuk tiga sektor yaitu Transportasi Public Service Obligation (PSO) atau bersubsidi, Transportasi Non PSO, dan Industri dan Komerisal. Pada tahun 2015, target pemanfaatan bioetanol BBN untuk Transportasi PSO sebesar 1%, Transportasi Non PSO 2% serta Industri dan Komersial 2%.
Selanjutnya dari kontrak jual beli ini, akan ditindaklanjuti dengan rencana pemasaran produk oleh Pihak TOI. Kasidi menjelaskan aplikasi bioetanol ini akan mengacu pada arahan Pemerintah bahwa aplikasi ethanol di TOI akan selalu mengacu pada arahan dari Dirjen EBTKE.
Seperti dikutip di profile company di situs TOI, bisnis bahan bakar di Indonesia ini dimulai TOI sejak tahun 2007 dengan mengembangkan Divisi Bahan Bakar Ritel dan Konsumen, yang bertujuan untuk memperkuat posisi pasar dan mengkonsolidasi produk Total Group dalam industri hilir di Indonesia.
Total sendiri memiliki beberapa rangkaian produk pada divisi ini, termasuk bahan bakar minyak, diesel kecepatan tinggi, bahan bakar aviasi, balap dan maritim. TOI juga merupakan pemasok bahan bakar untuk berbagai macam sektor industri, mulai dari manufaktur, pembangkit listrik, pertanian serta pertambangan. Didukung dengan kapasitas 15.000 KL tangki yang berlokasi di Vopak Terminal Jakarta (VTJ), serta memungkinkan pelanggan untuk mendapatkan manfaat dari supply point yang strategis di Jakarta. Kegiatan operasionalnya di terminal internasional dilengkapi dengan sistem terminal otomatisasi yang memudahkan manajemen suplai dan untuk menjaga kualitas produk yang merupakan elemen kunci dalam distribusi bahan bakar baik bongkar muat melalui kapal laut dan truk.
Kerjasama kedua belah pihak ini diharapkan saling menguntungkan, baik Enero dalam menjual bioethanolnya dan TOI dalam memenuhi intruksi Pemerintah. Hal ini diungkapkan Kasidi, ”Dengan kerjasama antara TOI dan Enero, TOI berharap ada kerja sama yang mendatangkan mutual benefit bagi kedua belah pihak, termasuk di mana Enero dapat menyediakan dukungan penuh bagi TOI dalam hal teknis penyediaan Bioethanol – seperti harga, dan faktor operasional lainnya dan Enero dapat memperluas portfolio client.”
Sedangkan menurut Rachman: “Upaya ini merupakan ekspansi pemasaran yang signifikan, Enero menambah client sedangkan TOI dapat menambah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di wilayah indonesia sehingga harapannya pembelian bioethanol akan meningkat juga, dengan percobaan 135 KL pada tahap awal.” (Ariel Hidayat_Enero, OPI_Corcom)
Terdapat 0 komentar
Silahkan tambahkan komentar