Tebang Masak, Rendemen Capai 12 Persen

Terbit pada Kamis, 10 Desember 2015

Dengan menanam tebu sesuai dengan aturan yang seharusnya, maka tebu yang dihasilkan akan berkualitas dan memiliki rendemen yang tinggi. Hal tersebut diungkapkan oleh petani Thailand, Montri Visawpornprasit yang menjadi delegasi Thailand saat melakukan field trip ke PG Gempolkrep dalam rangkaian Acara The 7th Bilateral Consultative Meeting between Indonesia and Thailand on Sugar Tariff in ASEAN, Jumat (27/11/2015).

Montri menjelaskan di kebun tebu seluas 200 hektar miliknya, dia menanam untuk tiga masa tanam, yaitu masa awal, masa tengah, dan masa akhir. Selama ini, rata-rata rendemen yang dihasilkannya sebesar 12 persen.

Saat disinggung apa yang dilakukan sehingga bisa mendapatkan tebu dengan rendemen 12 persen, Montri menjawab yang terpenting adalah menanam tebu sesuai dengan karakter tebu.

"Ikuti karakter tebu dan penuhi kebutuhannya, seperti kebutuhan akan air dan sinar matahari yang cukup serta pemupukan yang sesuai dengan kebutuhannya," terang petani yang sudah 20 tahun menanam tebu ini.

Setelah menanam tebu mengikuti karakter tebu, sambung Montri, yang tidak kalah penting adalah manajemen tebang angkutnya saat musim giling. Jangan sampai tebu ditebang saat tebu belum masak atau sebaliknya, tebu sudah kelewat masak saat ditebang.

"Saya selalu menebang tebu saat usia 12 bulan karena pada usia tersebut tebu masak," ujarnya saat dalam perjalanan menuju Mojokerto.

Petani berkepala plontos ini menambahkan petani di Thailand sangat mematuhi SOP dalam budidaya tebu, sebab pemerintah telah menetapkan bahwa tebu yang digiling minimal rendemennya sepuluh persen. Bila petani menanam tebu dengan rendemen kurang dari sepuluh persen, maka petani akan mendapatkan punishment, yakni tebu tidak dibeli. (Siska, VER_Corcom)

Posted in Berita

Terdapat 0 komentar

Silahkan tambahkan komentar