Saatnya Memantau Tebu dari Udara (Bagian II)

Terbit pada Jumat, 28 Maret 2014

Apa Itu Teknologi Penginderaan Jauh ?

Penginderaan jauh atau dalam bahasa Inggris disebut remote sensing merupakan suatu ilmu atau teknologi untuk memperoleh informasi atau fenomena alam melalui analisis suatu data yang diperoleh dari hasil rekaman obyek, daerah, atau fenomena yang dikaji. Perekaman atau pengumpulan data penginderaan jauh (inderaja) dilakukan dengan menggunakan alat pengindera berupa kamera atau sensor yang biasanya dipasang pada suatu wahana seperti pesawat terbang, helikopter, satelit, hingga pesawat tanpa awak (Unmanned Aerial Vehicle/UAV) atau pesawat aeromodelling (Lillesand dan Kiefer, 1994). Data yang dihasilkan berupa data visual atau biasa disebut citra, tergantung dari wahana yang digunakan apakah menggunakan pesawat terbang (foto udara) atau satelit (citra satelit). Perkembangan teknologi penginderaan jauh dan sistem informasi geografis menawarkan solusi dalam penerapan pertanian presisi (precision agriculture) yang memungkinkan pengelolaan lahan secara tepat untuk mendapatkan produktivitas tanaman tebu yang optimal. Penyajian informasi mengenai sebaran dan luas areal, kondisi dan pertumbuhan tanaman tebu, kemasakan, taksasi produksi, dan informasi lainnya dapat dilakukan dengan cepat, tepat, akurat, dan objektif.

Pemanfaatan citra satelit maupun foto udara untuk monitoring sumber daya lahan pertanian mulai marak sejak tahun 1972, ketika Amerika Serikat meluncurkan satelit pengamatan sumber daya alam bernama ERTS-1 (Earth Resources Technology Satellite-1), yang kemudian diberi nama baru menjadi Landsat-1. Saat ini, telah beredar banyak jenis satelit pengamatan sumber daya yang diluncurkan oleh berbagai negara dengan kemampuan dan resolusi spasial yang beragam, dari resolusi sekitar satu meter atau kurang seperti satelit IKONOS, OrbView, QuickBird dan GeoEye milik perusahaan swasta Amerika Serikat, 10 meter atau kurang (SPOT milik Perancis, COSMOS milik Rusia, IRS milik India dan ALOS milik Jepang), 15-30 meter (ASTER yang merupakan proyek kerjasama Jepang dan NASA,  Landsat 7 ETM+ milik Amerika Serikat, yang sayangnya mengalami kerusakan sejak tahun 2003), 50 meter (MOS, milik Jepang), 250 dan 500 meter (MODIS milik Jepang) hingga 1,1 km seperti satelit NOAA-AVHRR milik Amerika Serikat (Danoedoro, 2012).

 

Berbagai metode penginderaan jauh untuk reinventarisasi, monitoring, dan estimasi produktivitas tanaman tebu. (Sumber : Majalah Sains Indonesia Edisi 03 - Maret 2012).

(Sandi Gunawan_Puslit Gula Jengkol, OPI_Sekper)

Rank 17 of The Best Twenty Five LKTI 2014

 

 

Terdapat 0 komentar

Silahkan tambahkan komentar