PTPN X Lakukan Gerak Cepat untuk Merespon Fenomena

Terbit pada Jumat, 21 Agustus 2015

Tantangan industri tanah air akan semaki berat. Dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN, Indonesia merupakan pasar yang sangat potensial, khususnya bagi negara-negara pengekspor gula. Untuk itu, industri gula di dalam negeri harus dilihat dari prespesktif global dan harus gerak cepat melihat serta merespon fenomena-fenomena.

Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara X, Ir. Subiyono, MMA mengungkapkan, pada tanggal 17 Agustus 2015, dirinya mengikuti upacara kemerdekaan di Palu. Begitu sampai di Surabaya, pada 17 Agustus malam, dirinya langsung menginstruksikan agar resepsi perayaan HUT RI ke-70 tahun digelar tanggal 18 Agustus 2015.

“Itu artinya panitia memiliki waktu yang singkat untuk mempersiapkan acara ini. Hasilnya bisa dilihat acara ini berjalan dengan lancar dan sukses. Cara seperti ini yang saya terapkan di PTPN X, yaitu gerak cepat,” tegas Subiyono dalam sambutannya pada acara Resepsi Peringatan HUT ke-70 Kemerdekaan RI di Kantor Direksi, Selasa (18/08/2015). Dalam acara tersebut juga  dilakukan pemberian Penghargaan Masa Pengabdian 25,30,35 Tahun serta pelepasan Calon Jamaah Haji Tahun 2015 PTPN X, dengan tema : Ayo Kerja untuk Bangsa !, Ayo Kerja untuk Negara ! Ayo Kerja untuk Rakyat !.

Subiyono menambahkan, fenomena yang ada adalah gula impor harganya sangat murah dan kebijakan pemerintah yang akan selalu menjaga agar harga gula tidak terlalu tinggi. Di sisi lain, biaya produksi akan terus meningkat. Bila hanya mengandalkan pendapatan dari gula saja, maka perusahaan ini tidak akan mampu bertahan, terutama bila harus bersaing dengan negara-negara penghasil gula lainnya.

 

Ketua Umum Ikatan Ahli Gula Indonesia ini juga menceritakan, dalam dialog Presiden RI Joko Widodo dengan seorang petani tebu yang disiarkan oleh Metro TV, petani tebu tersebut mengeluh bahwa rendemennya tidak pernah lebih dari 5 persen. Untuk itu, dia akan segera meninggalkan tebu dan beralih ke komoditas lain yang lebih menguntungkan.

“Jokowi menjawab jangan menyerah karena saat ini, di Jawa Timur sedang dibangun pabrik gula yang terintegrasi dan saya sudah menginstruksikan untuk seluruh pabrik gula agar berbenah,” kata Subiyono menirukan pernyataan Presiden Jokowi.

Hal ini, sambung Subiyono, karena Presiden Jokowi telah melihat langsung proses produksi di PG Gempolkrep yang sudah terintegrasi dengan bioethanol. Dimana, diversifikasi produk dari tebu, yaitu bioethanol dan co-generation merupakan nilai tambah yang bisa membuat industri gula di tanah air akan mampu bersaing dan maju. Sebab negara-negara lain yang juga mengekspor gula, sudah mengintegrasikan pabrik gula dengan bioethanol dan co-generation dan justru pendapatannya lebih besar dari produk turunan tersebut. (Siska, VER_Corcom)​
Posted in Berita

Terdapat 0 komentar

Silahkan tambahkan komentar