PTPN X dan BNI Dorong Mekanisasi Tebu Rakyat
MALANG, 28 Januari 2015– PT Perkebunan Nusantara X (PTPN X) bekerja sama dengan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mendorong peningkatan produktivitas tebu nasional melalui mekanisasi. Pendekatan mekanisasi membuat budidaya tebu menjadi lebih efisien dan efektif.
Melalui kerja sama ini, BNI berkomitmen menyalurkan dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) kepada petani tebu melalui PTPN X senilai Rp 100 miliar. Dana tersebut diberikan dalam bentuk modal lunak bagi petani binaan PTPN X, termasuk untuk mendorong mekanisasi.
Direktur Produksi PTPN X T. Sutaryanto mengatakan, mekanisasi adalah salah satu cara untuk memacu produktivitas lahan tebu. Dengan mekanisasi, waktu pengerjaan tebang, muat, dan angkut tebu dari lahan ke pabrik gula bisa lebih cepat. "Selain itu, mekanisasi menjamin standardisasi hasil garapan karena yang bekerja adalah mesin dan mampu menekan tingkat kehilangan bahan tebu yang terangkut ke pabrik gula. Hasilnya lebih maksimal daripada cara manual atau memakai tenaga manusia. Intinya, pekerjaan lebih cepat dan hemat, tapi hasilnya lebih banyak," ujar Sutaryanto.
Mekanisasi juga relevan dengan kondisi saat ini di mana terjadi kelangkaan tenaga kerja di sektor budidaya. "Cukup susah mencari tenaga kerja untuk tebang, angkut, dan muat tebu," kata dia.
Sutaryanto memaparkan, pada musim tanam 2013/2014 lalu, PTPN X sudah merealisasikan mekanisasi untuk sekitar 3.000 hektar lahan yang terdiri atas 1.000 hektar lahan tebu milik petani binaan atau tebu rakyat (TR) dan 2.000 hektar lahan Hak Guna Usaha (HGU) milik PTPN X.
Sedangkan untuk musim tanam tahun ini 2014/2015 mekanisasi ditargetkan akan bisa diterapkan di lahan seluas 8.800 hektar, baik untuk plain cane (tanaman tebu yang belum dikepras) maupun ratoon (tanaman tebu yang sudah dikepras).
Untuk meningkatkan kesadaran menerapkan mekanisasi, PTPN X dan BNI menggelar workshop di Malang selama 28-29 Januari 2015 yang melibatkan 150 orang petani tebu dari 11 Pabrik Gula (PG) milik PTPN X. Selain itu, hadir pula 50 orang dari petugas lapangan, Asosiasi Petani Tebu Rakyat (APTR), dan Koperasi Petani Tebu Rakyat (KPTR).
"Dalam workshop ini, petani memberikan testimoni keberhasilan penerapan mekanisasi. Mereka berbagi pengalaman serta ada pemberian materi-materi pelaksanaan mekanisasi," ujar Sutaryanto.
Kontingen terbanyak adalah petani-petani tebu dari PG Tjoekir (Jombang), PG Pesatren Baru (Kediri), PG Ngadiredjo (Kediri), dan PG Gempolkrep (Mojokerto). Hal ini menunjukkan tingginya minat petani di keempat PG tersebut untuk menerapkan mekanisasi.
Rencanaya, pasca-workshop mekanisasi tebu, akan dipilih beberapa peserta untuk mengikuti studi banding di PG Bunga Mayang PTPN VII Lampung dan Thailand.
"Kami berupaya meningkatkan pemahaman petani bahwa mekanisasi berdampak positif terhadap keberhasilan penanaman tebu. Memang, mekanisasi meniscayakan adanya investasi alat atau mesin, tetapi itu bisa dilakukan melalui dana bergulir dari PKBL PTPN X yang didapatkan dari berbagai pihak, termasuk kucuran dana dari BNI," ujar Sutaryanto.
PTPN X juga meningkatkan kemampuan petani dalam hal manajeman mekanisasi untuk meminimalisasi biaya operasional alat. Sehingga, penggunaan alat mekanisasi menjadi efektif dan efisien. "Misalnya, bagaimana alat yang bisa menggarap sekian hektar per hari bisa ditingkatkan menjadi lebih luas hasil garapannya. Dengan demikian, biaya operasional alat tetap, tetapi hasilnya lebih besar," jelasnya.
Terdapat 0 komentar
Silahkan tambahkan komentar