Dua kali digelar, apresiasi pihak manajemen tidak hanya berhenti pada pemberian hadiah berupa trophy dan sejumlah uang tunai. Lebih dari itu, manajemen menghargai ragam tulisan peserta dengan menerbitkan buku bunga rampai lomba karya tulis internal tahun 2013 dan 2014. Buku bunga rampai ini sengaja diproduksi dalam jumlah terbatas dan hanya menampilkan 25 karya terbaik. Tujuannya tak lain adalah sebagai bentuk eksklusivitas dan prestige pemenang sekaligus memotivasi peserta yang masih belum beruntung agar di tahun-tahun mendatang dapat mempersembahkan karya tulis dengan kualitas prima.

 

DitemuI di ruang kerjanya, Cholidi mengatakan bahwa hal menulis bukan perkara mudah bagi seorang karyawan untuk menyampaikan ide-ide brilian di tengah kesibukannya sebagai karyawan pabrik gula, kebun tembakau, dan rumah sakit. “Hanya orang-orang yang memiliki time management apik yang bisa membagi waktu untuk kerja, keluarga dan additional task untuk menyemarakkan LKTI.

 

Maka dari itu, imbuh mantan Kepala Divisi Budidaya Tebu ini, tidak berlebihan rasanya jika karya peserta dikompilasi dalam sebuah Buku Bunga Rampai LKTI.

 

“Buku ini tidak hanya mendongkrak prestige peserta, tetapi juga nama harum unit kerja dimana pemenang bekerja,” tutup Cholidi. (OPI_Sekper)