Penguasaan Iptek untuk Menghadapi MEA (Bagian III)
PT Perkebunan Nusantara X harus siap menyambut tantangan dunia bisnis dengan penuh inovasi. Bahkan perusahaan perkebunan ini terus menggugah semangat karyawannya untuk keluar dari zona nyaman dan tidak terbuai status perusahaan. Direktur Utama PTPN X Subiyono mengatakan, dalam beberapa tahun ini, PTPN X merupakan produsen gula terbesar di lingkup BUMN. Namun, bukan berarti seluruh karyawan PTPN X sudah berpuas diri tanpa mempersiapkan diri untuk menyambut tantangan bisnis masa depan.
PTPN X yang memiliki beberapa unit usaha berupaya mempersiapkan diri untuk menghadapi persaingan pasar bebas 2015. Persiapan ini tidak hanya dalam hal produk yang dihasilkan tetapi juga dari segi SDM. Perusahaan percaya produk yang berkualitas dihasilkan oleh SDM yang berkualitas pula. Dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015, PTPN X telah memiliki beberapa unit usaha dan anak perusahaan, antara lain 11 Pabrik Gula di Jawa Timur yang bergerak dalam bidang produksi gula; unit usaha tembakau di Jember dan Klaten yang merupakan industri tembakau jenis TBN, VBN, FIK, BESNO, dan VNO untuk dijadikan cerutu yang banyak diminati pasar global; PT Dasaplast Nusantara bergerak dalam bidang produksi karung plastik, innerbag dan waring; PT Mitratani Dua Tujuh produsen frozen vegetable yang diekspor ke Jepang (Kedelai Edamame dan Okura); PT Nusantara Medika Utama bergerak dalam bidang layanan kesehatan dan mengelola tiga Rumah Sakit (RS) agar bisnis rumah sakit lebih fokus dan berkembang; dan PT Energi Argo Nusantara merupakan industri yang mengolah molasses (tetes tebu) menjadi ethanol fuel grade dengan tingkat kemurnian 99,5 persen.
Dari aspek ketenagakerjaan, terdapat kesempatan yang sangat besar bagi para pencari kerja karena akan tersedia lapangan kerja dengan kebutuhan keahlian yang beraneka ragam. Ditilik dari aspek ekonomi, PTPN X dapat memperluas kerjasama dengan perusahaaan asing untuk meningkatkan produktivitas. Akan tetapi hal tersebut tidaklah mudah, perlu adanya upaya keras dalam mempersiapkan diri menghadapi MEA 2015 baik dari aspek Sumber Daya Manusia (SDM) maupun sistem perusahaan. Dilihat dari potensi yang dimiliki, PTPN X sudah siap bersaing dalam menghadapi pasar bebas ASEAN 2015. PTPN X memiliki potensi dalam bidang produksi gula dan beberapa produk lain yang dapat dikembangkan di tingkat internasional. PT Energi Argo Nusantara yang mengolah tetes tebu sebagai bahan baku ethanol fuel grade dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif yang dapat diperbaharui, hal ini akan menjadi peluang besar bagi Indonesia begitu juga PTPN X untuk meningkatkan aset perusahaan dan bersaing di tingkat internasional.
Indonesia sebenarnya tidak kekurangan manusia berbakat. Namun, yang masih menjadi permasalahannya terletak pada ketidaksetaraan kualitas SDM di Indonesia. Ada dua faktor yang mempengaruhinya, yaitu pemenuhan akses pendidikan dan kesehatan yang layak. Pertama, akses pendidikan yang layak di Indonesia memang belum merata, masih ada kesenjangan antara aksesibilitas pendidikan antara perkotaan dan pedesaan yang menyebabkan adanya perlakukan diskriminatif terhadap orang-orang tertentu, termasuk masyarakat perdesaan. Kedua, kesehatan akan mempengaruhi kualitas SDM. Kesehatan merupakan hal mendasar yang terkadang terlupakan oleh beberapa perusahaan di Indonesia. Misalnya saja di sebuah pabrik tekstil, seorang pekerja yang harus berdiri selama berjam-jam tidak diperhatikan asupan makanannya. Padahal tidak mungkin suatu negara dengan kondisi yang tidak sehat bisa dikatakan sebagai negara maju dan kualitas SDM yang tinggi. Itu sebabnya, mengapa kesehatan memiliki pengaruh yang erat terhadap kualitas SDM. Selain kedua hal tersebut, penguasaan Iptek SDM Indonesia perlu ditingkatkan. Mengapa? Karena saat ini Iptek telah menjadi ujung tombak pembangunan dan keberhasilan suatu negara.
Aktivitas riset di Indonesia sangat terbatas. Kondisi penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) di Indonesia juga masih tertinggal dari negara-negara ASEAN. Rendahnya produktivitas Iptek tidak hanya dipengaruhi oleh faktor sumber daya manusia tetapi juga sarana dan prasarana penelitian yang minim. Berdasarkan hasil survei Global Growth Competitiveness Index menunjukkan kemampuan teknologi Indonesia berada di peringkat 46, jauh di bawah Malaysia di posisi 21, Singapura 2, Thailand 39 dan Brunei Darussalam di posisi 28. Rendahnya kontribusi Iptek di sektor produksi terlihat dari kurangnya efisiensi dan rendahnya produktivitas serta minimnya kandungan teknologi dalam barang ekspor.
Indonesia dapat belajar dari Cina. Saat ini, jumlah penduduk yang besar bukan menjadi masalah utama bagi Cina. Pemerintah Negara “Tirai Bambu” ini telah bereksperimen dengan kebijakan untuk memacu perkembangan Iptek demi mencapai keberhasilan negara. Penguasaan Iptek di Cina telah berkembang dengan pesat mulai dari bidang perekonomian (penanaman modal) hingga produksi. Salah satu program pemerintah yang berpengaruh luas adalah The Torch Plan yang mencakup pengembangan berbagai kawasan hi-tech (high-technology).
PTPN X harus siap dalam menghadapi MEA terutama dalam hal peningkatan kompetensi dan kualitas SDM, diantaranya penguasaan Iptek, karena dampak yang ditimbulkan oleh teknologi dalam era globalisasi, khususnya Teknologi Informasi dan Komunikasi sangat luas. PTPN X yang telah memiliki potensi besar dalam bidang produksi (gula, tebu, tembakau, dan tetes tebu) dan kesehatan ini dapat menjadi modal awal untuk mengembangkan usaha di pasar bebas. PTPN X harus berani menguasai Iptek dan mencari SDM yang berkualitas. Langkah awal yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pelatihan penguasaan Iptek para pimpinan dan karyawan dalam bidang produksi hingga administrasi, mengurangi kerja secara manual sehingga dapat meminimalisir tenaga kerja yang kurang produktif dan dapat menghasilkan output yang maksimal serta pembentukan tim peneliti dan tim operasional yang bertujuan untuk memonitoring dan evaluasi keberhasilan penguasaan Iptek. Dengan penguasaan Iptek ini, perusahaan berpotensi untuk meningkatkan produktivitas kerja demi meningkatkan profit perusahaan. Harapannya Iptek akan membantu perusahaan mendapatkan hasil yang maksimal dengan pengeluaran seminimal mungkin. (Fifi Dwijayanti_NMU, OPI_Corcom) <end>
Number 21 of The Best 30 LKTI 2015
Terdapat 0 komentar
Silahkan tambahkan komentar