Provinsi Jawa Timur merupakan wilayah penghasil gula kristal putih terbesar di Indonesia. Untuk itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) mengharapkan agar predikat tersebut tetap melekat dan meminta petani tebu untuk tetap setia menanam tebu.

Wakil Gubernur Provinsi Jawa Timur, Saifullah Yusuf mengatakan produksi gula Jatim cukup tinggi, bahkan Jawa Timur bisa menjual gula ke provinsi lain karena kebutuhan di Jatim sudah terpenuhi.

"Saya juga berharap gula yang diproduksi oleh PG di Jawa Timur semakin meningkat dengan adanya peningkatan lahan untuk berkebun tebu,” ujar Gus Ipul, begitu dia akrab disapa.

Mantan Menteri Percepatan Daerah Tertinggal era Pemerintahan Gus Dur ini juga berharap para petani tebu tidak putus asa dan semakin mengembangkan industri gula. Sebab, petani merupakan salah satu kekuatan industri gula dalam negeri.

“Lebih dari 90 persen, pasok tebu seluruh pabrik gula di Jawa Timur adalah tebu rakyat. Itu artinya, kesetiaan petani untuk menanam tebu adalah kunci kehidupan pabrik gula kita,” ujar Gus Ipul.

Jika petani, ungkap Gus Ipul, sudah malas menanam tebu dan beralih ke komoditi lain yang dinilai lebih menguntungkan, maka pabrik gula di Jawa Timur hanya tinggal menunggu waktu untuk tutup dan mati.

Gus Ipul menambahkan memang lesunya industri gula dalam negeri selama dua tahun terakhir, merupakan kondisi yang sangat berat bagi petani. Namun, pemerintah tidak akan tinggal diam melihat hal tersebut. Pemerintah terus mendorong pabrik gula dan lembaga terkait untuk terus berupaya menemukan varietas baru yang lebih unggul. Distribusi dan ketersediaan pupuk pun harus lancar dan tepat waktu agar tidak menganggu jadwal budidaya tebu sehingga tebu bisa tumbuh dengan optimal dengan kualitas yang bagus.

“Tidak ada jalan lain untuk bisa menghadapi persaingan global, yaitu MEA yang sudah di depan mata, kecuali semua pihak bekerja sama dan bahu membahu untuk membangun industri gula dalam negeri agar bisa bersaing dengan negara lain,” tandasnya. (Siska, VER_Corcom)