Salah satu kunci untuk bisa mewujudkan swasembada gula adalah pasokan bahan baku tebu. Bila pasokan bahan baku tebu kurang ditambah kualitas yang kurang baik, maka gula yang dihasilkan pun akan jelek dan sedikit. Untuk itu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur mendorong adanya perbaikan budidaya tebu agar bisa meningkatkan produktivitas kebun.

 

Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf, mengaku Pemprov Jatim tidak menampik jika lahan yang digunakan untuk perkebunan tebu dari tahun ke tahun semakin berkurang. Faktor yang paling pokok, kerugian yang dialami petani disebabkan oleh cuaca yang sangat berpengaruh terhadap kualitas tebu. Padahal, kata pria yang akrab disapa Gus Ipul ini, modal dan tanam biaya perawatan cukup tinggi sehingga tidak sedikit petani memilih mengalihkan lahannya ke sektor yang lain.

“Jawa Timur adalah penghasil gula dan tebu yang sangat besar dibanding daerah lainnya. Kalau dulu di Jatim bicara soal tebu ya gula, kalau bicara gula ya tebu. Gak ada yang lain. Sama seperti garam atau tembakau, ya Madura,” ungkapnya.

 

Gus Ipul menambahkan, tak hanya mempertahankan lahan untuk ditanami tebu, Pemprov Jatim juga meminta untuk meningkatkan pengembangan bibit tebu yang unggul. “Dengan bibit yang bagus, maka dapat meningkatkan produktivitas tebu yang otomatis bisa meningkatkan produksi gula dan ini memberikan keuntungan bagi petani,” jelasnya.

 

Selain bibit tebu, Gus Ipul juga berharap distribusi dan pasokan pupuk untuk petani tebu bisa tetap bagus dan lancar. “Kalau bibit bagus, tetapi tidak ada pupuk yang percuma. Jadi pupuk ini harus tetap ada agar produksi tebu Jatim bisa lebih optimal,” tuturnya.

 

Masih menurut Gus Ipul, pihaknya juga sudah mendengar program mekanisasi yang dilakukan oleh PTPN X. Pemprov Jatim menilai ini sangat bagus dan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas kebun. Tentunya, Pemprov Jatim, melalui Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur, sangat mendukung pengembangan program mekanisasi tersebut dan diharapkan agar seluruh kebun tebu di Jawa Timur melakukan mekanisasi. (Siska, VER_Corcom)