Narada Perlu Sosialisasi ke Petani
Pelaksanaan Sistem Narada sudah bisa dirasakan oleh sebelas pabrik gula, salah satunya adalah PG Pesantren Baru. Sayangnya, selama ini sosialisasi Narada baru dilakukan untuk karyawan dan petugas kebun saja, sedang ke petani tebu belum. Sehingga dalam pelaksanaan pengambilan gambar di lokasi, petani masih keberatan.
General Manager PG Pesantren Baru, Ir. H. Dwi Djoto Poerwantono, MM mengatakan, sebenarnya sistem Narada dibuat untuk mendapatkan data yang valid tentang produktivtas lahan HGU. Sebab selama ini disinyalir ada kekurangakuratan data yang dilaporkan.
"Dalam implementasinya, Narada tidak hanya digunakan di HGU saja tetapi untuk seluruh pasokan tebu ke pabrik gula," kata Dede, begitu dia akrab disapa.
Dede mengungkapkan tidak sedikit sinder atau petugas kebun lainnya mendapat teguran dari si pemilik lahan saat mereka mengambil gambar kebun. Hal ini dilakukan petani karena petani tidak mengerti tujuan pengambilan foto kebun yang tidak lain sebagai verifikasi data yang sangat dibutuhkan pabrik gula.
"Banyak petani yang meminta petugas kebun untuk memotret bagian lain. Itu salah satu contohnya karena masih banyak lagi bentuk keberatan petani," paparnya.
Dede mengakui pelaksanaan Narada memang baru kali pertama dan sosialisasi dilakukan hanya untuk karyawan PG, khususnya petugas kebun. Untuk itu, pihaknya mulai menyosialisasikan sistem Narada ini ke petani, agar saat petugas kebun mengambil gambar dan data tidak lagi mendapat hambatan.
"Sistem Narada ini sangat bagus meskipun masih ada kelemahannya. Ke depan harus diperbaiki dan dicari solusi terbaiknya," ujarnya.
Kelemahannya, sambung Dede, memang merupakan hal yang diluar kontrol PTPN X yaitu masalah sinyal. Sebab pengiriman gambar sangat tergantung dengan sinyal operator seluler. Sehingga bila di kebun tidak ada sinyal maka pengiriman gambar dan data lainnya menjadi terlambat karena harus mencari daerah yang ada sinyalnya. (Siska, OPI_Corcom)
Terdapat 0 komentar
Silahkan tambahkan komentar