Minimalisir Kerusakan Daun dengan Nampan Panen
Kualitas daun tembakau akan membuat harganya tinggi. Namun proses panen yang masih menggunakan tangan sebagai penyangga ketika meletakkan daun tembakau setelah dipetik memiliki resiko kerusahakan daun yang cukup tinggi ketika terkena ujung jari. Untuk itu, Peneliti Tembakau Jember menciptakan nampan panen.
Kasie Kesuburan Tanah Penelitian Tembakau Jember, Subagio mengungkapkan, rusaknya daun yang diakibatkan oleh kerusakan mekanik hampir mencapai 35 persen. Saat panen resiko kerusakannya sangat tinggi mengingat penyangga daunnya masih menggunakan tangan.
"Oleh karena itu kami membuat alat untuk mencegah terjadinya kerusakan daun khususnya saat panen dengan nampan panen," kata Subagio.
Subagio menjelaskan penyebab tingginya daun rusak mekanik salah satunya saat meletakkan daun tembakau di atas tangan kemungkinan daun terkena jari atau kuku. Jika dalam meletakkan daun banyak yang jatuh dan mengakibatkan kerusakan pada daun tembakau.
Selain bisa mengurangi resiko kerusakan daun tembakau, sambung Subagio, panen dengan menggunakan nampan panen lebih cepat bila dibandingkan dengan manual. Pihaknya telah melakukan percobaan perbandingan alat nampan panen berdasarkan waktu petik. Dengan nampan vertikal waktu petik 1 menit 32 detik, dengan nampan horizontal waktu petiknya 1 menit 30 detik sedang untuk manual waktu petiknya 2 menit 12 detik. Selain dari segi waktu petik, percobaan juga dilakukan berdasarkan tingkat kerusakan. Dengan menggunakan nampan vertikal jumlah daun yang dipetik 117 lembar dengan jumlah daun yang rusak 4 lembar atau presentasi kerusakannya 3,4 persen. Sedang dengan nampan horizontal jumlah daun yang dipetik adalah 83 lembar dengan 4 lembar rusak dan presentasi kerusakannya sebesa 4,8 persen. Namun pada proses manual jumlah daun yang dipetik 110 lembar dengan jumlah daun yang rusak mencapai 14 lembar sehingga prosentasi kerusakan sebesar 12,7 persen.
"Untuk nampan panen ini masih perlu ada perbaikan lagi sehingga bisa untuk meningkatkan efisiensi waktu petik dan mengurangi jumlah daun yang rusak," ujarnya. (Siska, AFS_Sekper)
Terdapat 0 komentar
Silahkan tambahkan komentar