Merdeka, Namun Masih Banyak Orang Yang Belum Merdeka

Terbit pada Senin, 24 Agustus 2015

Seluruh rakyat Indonesia tengah merayakan HUT RI yang ke-70. Namun, tentunya masyarakat sekarang dengan para pelaku sejarah yang masih hidup akan sangat berbeda dalam memaknai arti sebuah kemerdekaan. Itulah yang diungkapkan oleh Komisaris Utama PT Perkebunan Nusantara  X, Prof. Dr. Ir. Rudi Wibowo, MS, pada sambutannya dalam acara Resepsi Peringatan HUT ke 70 Kemerdekaan RI di Kantor Direksi PTPN X, Selasa (18/08/2015).

Prof. Rudi mengungkapkan bahwa merdeka itu bukan sekedar bebas. Tentu tidak mudah memaknai arti kemerdekaan. Dimana, orang sekarang tidak seperti para pendahulu kita dalam memaknai kemerdekaan.

“Kita tidak pernah merasakan dijajah bangsa lain, seperti para pendahulu kita yang pernah mengalami pahit getirnya situasi yang tidak merdeka.,” ungkap Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Jember ini.

Prof. Rudi menambahkan tahun ini, bangsa Indonesia kembali merayakan kemerdekaan yang dimaknai beragam sesuai dengan tingkat intelektual.

“Sayangnya, ini semakin mereduksi arti kemerdekaan. Anak cucu kita tidak akan memahami arti kemerdekaan seperti orang tua kita. Jangan kaget bila suatu saat nanti, libur 17 Agustus hanya dimaknai seperti hari libur biasa atau hari minggu,” imbuhnya.

Prof. Rudi menjelaskan, kata  kemerdekaan sebenarnya punya arti yang lebih dalam,  bukan hanya sebatas sebuah kebebasan. Seharusnya arti kemerdekaan bagi pribadi manusia bukan hanya sebagai pribadi yang bebas, tetapi pribadi yang utuh, punya keseimbangan budi pekerti dan ilmu. Kebebasan seharusnya juga menjadikan seseorang pribadi yang sadar akan kemampuan yang dimilikinya untuk membangun bangsa ini.

Masih menurut pria kelahiran Kebumen ini, situasi bangsa yang merdeka tidak membuat seluruh warga negara langsung menjadi pribadi yang merdeka. Masih banyak korupsi dan masih banyak orang yang bingung mencari sesuap nasi.

“Saat ini ada bentuk penjajahan baru, dia terdiam sunyi di dalam pribadi masyarakat yang menjadi ancamam bagi anak-anak kita,” tuturnya. 

Prof. Rudi menambahkan, anak-anak cemas dengan ujian nasional, muda mudi cemas dan banyak orang yang melakukan jalan pintas karena sulit mencari pekerjaan. Banyak pribadi yang tidak merdeka karena mereka terbelenggu oleh pikiran mereka.

“Sejatinya, kemerdekaan erat dengan pengalaman dicintai dan mencintai Tuhan kita. Dimana, tidak ada ketakutan karena ada harapan. Untuk menjadi pribadi yang merdeka, maka marilah kita mengisi hidup kita dengan perbuatan yang luhur,” pungkasnya. (Siska, VER_Corcom)

Posted in Berita

Terdapat 0 komentar

Silahkan tambahkan komentar