Mencintai Komitmen, Merindukan Action: Dimulai dari Hal Kecil, Ada Sistem dan Pengawal Sistem (Bagian I)

Terbit pada Senin, 30 Maret 2015

Aku mencintai hari

Di mana kita berseru bersama atas nama kepedulian

Aku mencintai hari

Ketika kita mengepalkan tangan

Menyatakan kesanggupan menghadapi semua tantangan

Aku mencintai hari

Ketika kita memutuskan untuk melangkah di jalan yang tak mudah itu

Aku mencintai hari-hari itu…..

 

Hingga…

Waktu yang berlalu membuat kita lupa

Pada sumpah, janji, komitmen dan semangat membahana

Semua hanya sebatas jargon-jargon belaka

Semangat kesanggupan itu hanya ”angin lalu” tak terasa

Peluh yang mengalir membuat kita jenuh berupaya

Seakan kepalan tangan itu hanya pelarian

Dari mereka yang seringkali tak bersahabat apalagi cinta

 

Hingga…

Komitmen itu pelan-pelan terabaikan

Kemudian kita mulai terdiam,

Kita Sibuk mengurusi luka kita

Menutupi kegagalan kita

Membuat wacana demi wacana yang tak ketahuan juntrungannya

Membuat alasan-alasanyang makin lama makin menjadi keahlian kita

Kemudian kita tak lagi tersentuh realita

Sibuk membuat angka-angka mempesona asal mereka senang semua

Menggalang konspirasi di antara kita

Untuk mengamankan kepentingan kita masing-masing

 

Dan terpaksa aku bertanya,

Untuk apa kita ada?

 

          Di salah satu pabrik gula di lingkungan PTPN X ada sebuah forum tidak resmi (paguyuban) tempat berkumpul para karyawan pada malam hari untuk mengisi waktu kosong. Pada zaman sekarang, untuk mempersiapkan masa depan yang penuh persaingan menuntut suami dan istri harus bekerja. Konsekuensi logis dari hal itu adalah terpisahnya sang suami dan sang istri karena bekerja di kota yang berbeda. Saya mengistilahkan teman-teman di pabrik gula yang jauh dari istrinya sebagai “bujangan lokal”. Rasa sepi pada malam hari kami lampiaskan dengan berkumpul di salah satu rumah teman daripada mencari hiburan di luar yang lebih banyak jeleknya daripada baiknya. Awalnya kami hanya main game, main kartu, dan nonton film. Ternyata melakukan hal menyenangkan setiap hari membuat kami bosan dan sekali waktu kegiatan berkembang menjadi sebuah diskusi serius tapi santai. Forum ini kami sebut PASUKAN PELEM singkatan dari Paguyuban Suami dan Rekan untuk Penyaluran Energi Malam.

 

Pada suatu malam dengan diiringi rintik-rintik hujan, seorang teman memulai diskusi dengan menyampaikan keluh kesahnya. Sehari sebelumnya dia mengikuti acara motivasi karyawan oleh seorang motivator. Dia mendengar dan sempat terharu melihat teriakan semangat para karyawan setelah selesai diberi arahan oleh sang motivator. Teriakan semangat yang begitu menggetarkan hati. “Win the battle, win the battle, win the battle” sambil mengepalkan tangan. Seru sekali waktu itu, sepertinya semua karyawan akan memenangkan peperangan dan segera keluar dari krisis yang sudah akut.

 

Di lain waktu teman saya menghadiri komitmen bersama penerapan code of conduct, di hari lain menghadiri acara peningkatan produktivitas melalui pelaksanaan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja), sempat juga menghadiri acara Deklarasi BUMN bersih dan penandatanganan PKB (Perjanjian Kerja Bersama). Beberapa acara seremonial sejenis kerap juga dilakukan. Dia melanjutkan dengan contoh lain, dia pernah ikut tanda tangan bersama untuk pencapaian target, menghadiri kontrak management, dilanjutkan ikrar dari seluruh karyawan untuk pencapaian sasaran perusahaan. Belum lagi peluncuran produk premium, aksi penanaman sejuta pohon, menebar ikan di sungai, dan lain sebagainya. Ada juga pelatihan-pelatihan dengan dana besar demi peningkatan kualitas SDM, dari tingkat manajer sampai tukang las, dari pelatihan teknis, manajemen, SDM, K3, kehumasan, outbond, atau apapun namanya. Ada seminar, workshop, diskusi panel, dan study banding. Namun teman saya merasa bahwa gaungnya hanya di saat acara itu saja. Dia merasa semua itu belum benar-benar mengubah wajah perusahaan. (Ady Susanto_PG WT, OPI_Corcom)

Number 11 of The Best 30 LKTI 2015

Posted in Artikel

Terdapat 2 komentar

hergiar said on Mar 30, 2015
Artikel yang sungguh inspiratif bagi mereka yang ingin maju.... Secara pribadi saya sebagai PNS di daerah merindukan suasana kerja yang lebih Profesional tidak terkontaminasi urusan politik dan kekuasaan.... Tapi memang kondisi sekarang belum ideal. Di BUMN pun, unsur politik pasti ada walaupun tidak ketara seperti di Pemda..... Semoga semuanya akan menjadi lebih baik.... Malu sebenarnya kalau komitmen dan dedikasi kerja hanya sebagai retorika... Malu sama keluarga, sama pada mantan guru dan mantan dosen kita, terutama Malu sama Tuhan Yang Maha Kuasa.....
ummu alifah said on Mar 31, 2015
Memelihara semangat memang tidaklah semudah menyemangati, seringkali saat bersama membuat konsep... semua seakan dapat bersatu. Namun sekejap setelah terpisah dari komunitas, maka godaan akan datang menguji komitmen yang telah dirancang. Semoga tetap ada segolongn orang yang terus mengobarkan semangat kebenaran, dan kita tergolong didalamnya. Good luck.

Silahkan tambahkan komentar