Manajemen yang Tepat Untuk Membangkitkan Industri Gula

Terbit pada Selasa, 6 Oktober 2015

Komoditi tebu masih memiliki banyak potensi bila dimanajemeni dengan tepat. Bahkan, produk turunan tebu sangat banyak dan bisa menjadi energi terbarukan.

General Manager PG Pesantren Baru, Dwi Djoto Poerwantono menuturkan dalam seminar-seminar, lebih sering ditonjolkan hal-hal pesimis bila berbicara tentang pengembangan tebu atau kemajuan industri gula. Bahkan, sejak Kepres nomor 9 tidak ada lagi. Perkembangan tebu di tanah air tidak menggembirakan dan rendemen berkisar di angka 6 hingga 7 persen.

"Saya pribadi terus berpikir, apa benar tanaman tebu tidak bisa dikembangkan. Ternyata, peluangnya banyak sekali, baik on farm maupun off farm.  Kuncinya adalah memperbaiki manajemennya," ungkap Dede.

Mantan GM PG Meritjan ini menyebutkan manajemen harus diperbaiki, mulai dari manajemen bibit, manajemen pengairan, manajemen media tanam hingga manajemen tebang muat angkut.

"Hal ini sudah kami coba terapkan di Puslit Gula Jengkol, dimana kami menanam tebu sesuai dengan karakter dari masing-masing tanaman dan hasilnya memang bagus," ujarnya.

Masih menurut Dede, yang harus diperhatikan adalah memenuhi apa yang dibutuhkan oleh tanaman itu sendiri. Bila nutrisinya terpenuhi, maka tanaman akan tumbuh dengan optimal.

"Saya telah benchmark ke Australia. Di sana, tanahnya hitam dan gempur sekali serta masih banyak cacingnya. Kandungan organiknya masih di atas angka 4, sementara di Indonesia tidak sampai 1," tandasnya. (Siska, VER_Corcom)

Posted in Berita

Terdapat 0 komentar

Silahkan tambahkan komentar