Lahan Tebu di Mojokerto Berkurang 500 Hektar

Terbit pada Selasa, 19 Mei 2015

Lesunya industri gula nasional dalam waktu dua tahun terakhir membuat banyak petani tebu yang beralih ke komoditas lainnya. Contohnya petani tebu di Kabupaten Mojokerto yang beralih ke padi sehingga luasan lahan tebu berkurang hingga 500 hektar.

Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemkab Mojokerto Mustaim mengungkapkan, pada musim giling tahun 2013 dan 2014, banyak petani tebu yang mengalami kerugian.
"Menurut data yang ada, luasan lahan tebu di Mojokerto berkurang hingga 500 hektar.  Jadi saat ini luasan lahan tebu hanya tersisa 900 hektar," sebut Mustaim saat memberi sambutan dalam acara Pesta Giling Pabrik Gula Gempolkrep dengan Tema "Semangat Baru untuk Menghadapi Tantangan Baru," di Stasiun Stampvloer, Selasa (12/05/2015).



Mustaim menambahkan, banyaknya petani yang beralih ke komoditas lain karena tata kelola, baik di on farm maupun off farm belum optimal.

"Pemerintah Kabupaten Mojokerto berharap agar petani bergairah kembali untuk menanam tebu," tambahnya.

Masih menurut Mustaim, pemerintah pun telah mengeluarkan  kebijakan pro petani melalui berbagai kegiatan sejak tahun 2003 lalu. Kebijakan pro petani tersebut salah satu contohnya adalah pemberian bantuan traktor, bantuan pupuk organik, pengendalian hama hingga bongkar ratoon.

"Untuk tahun 2013, anggarannya sebesar Rp 15 miliiar untuk bongkar ratoon lahan seluas 1.500 hektar dan bantuan 3 unit traktor," sebutnya.

Mustaim menyebutkan, tahun 2014 jumlahnya menurun. Untuk bantuan bongkar ratoon seluas 1.000 hektar. Sedangkan  tahun 2015 ini, diusulkan bantuan 26 unit peralatan mekanisasi  tebu untuk mengatasi masalah sulitnya tenaga kerja. (Siska, OPI_Corcom)
 

Posted in Berita

Terdapat 0 komentar

Silahkan tambahkan komentar