Konteks Keberlanjutan dan CSR (Bagian I)

Terbit pada Rabu, 29 Oktober 2014

Planet dan manusia mengalami tingkat stres yang tinggi akibat adanya perubahan iklim. Krisis lingkungan telah terjadi sejak dua abad silam. Penyebab krisis lingkungan antara lain adalah revolusi industri di era 1850an, penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak dan batubara, bahan-bahan perusak ozon seperti CO, CO2, dan deforestasi. Kadar CO2 di bumi pada tahun 1800 sebanyak 270 ppm (part per million), tahun 1980 naik menjadi 350 ppm, dan 2050 diperkirakan menjadi 540 ppm. Berdasarkan data tersebut, maka diprediksi peningkatan suhu dunia rata-rata di tahun 2020 sebesar 6,4 derajat Celcius. Apa yang diinginkan dunia dari kita- umat manusia yang menghuni bumi? Kita tidak bisa menghindar dari kenyataan tersebut. Kita harus bisa mengenal, mengatur, dan mengganti kerusakan lingkungan yang telah kita buat sendiri.

 

Konsep Dasar Pembangunan Keberlanjutan dan CSR

Untuk mencapai pembangunan berkelanjutan, diperlukan langkah-langkah strategis, seperti: mengubah pola konsumsi energi, yang semula energi berasal dari bahan bakar fosil yang bersifat tidak dapat diperbarui, dewasa ini konsumsi energi bisa diperoleh dari panas bumi (geothermal energy), sinar matahari (solar energy), air (hydro energy), dan angin (wind energy). Selain itu penerapan konsep reduce-reuse-recycle serta melindungi hutan dari deforestasi harus tetap dikedepankan. Bumi adalah zat yang tingkat kesehatannya tergantung antara satu dengan yang lainnya, yakni antara manusia, hewan, dan tumbuhan.

 

Potret Dua Sisi

Di dunia ini acap kita menemukan dua sisi yang kontras, yakni potret dunia usaha dan potret sosial. Potret dunia usaha menggambarkan bahwa perusahaan besar akan semakin menggurita bisnisnya, korporasi semakin berkuasa, serta sebagian perusahaan hanya mengejar target laba tanpa memperdulikan planet dan people. Di sisi lain, potret sosial mendeskripsikan adanya lonjakan tingkat kemiskinan dan pengangguran serta lambatnya pertumbuhan ekonomi masyarakat dari tahun ke tahun. (OPI_Sekper)

 

Disarikan dari paparan Ali Darwin Ak., M.Sc. (Executive Director, National Center for Sustainability Reporting, Jakarta dan Council Member, GRI OS, Amsterdam) dalam Workshop Penyusunan Laporan Tahunan CSR dan PKBL.

Terdapat 0 komentar

Silahkan tambahkan komentar