Kesiapan RS PTPN X Menghadapi Era Baru Layanan Kesehatan 2014 (Bagian III)
Supaya rumah sakit tidak rugi, yang perlu dipersiapkan adalah perekam medis yang terampil coding INA CBG. Coding merupakan salah satu bentuk kegiatan pengolahan data rekam medis untuk memberikan kode dengan huruf atau dengan angka atau kombinasi huruf dan angka yang mewakili komponen data. Kegiatan dan tindakan serta diagnosis yang ada dalam rekam medis harus diberi kode dan selanjutnya diindeks untuk memudahkan pelayanan pada penyajian informasi untuk menunjang fungsi perencanaan, manajemen, dan riset bidang kesehatan.
Dalam hal ini, perekam medik dan dokter harus paham benar mengenai apa itu International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems 9 ( ICD 9) dan ICD 10. Jika salah kode dalam menginput data rekam medik, dapat menyebabkan kerugian finansial yang sangat besar. Maka peran perekam medik sangat besar sehingga perlu strategi jitu untuk memahami ICD 9 dan ICD 10 dalam penerapan INA CBG di sistem BPJS. Para perekam medik harus terampil dalam membuat klarifikasi penyakit dan tindakan sesuai dengan ICD 9 dan ICD 10 sistem BPJS dengan cepat dan tepat.
Belum semua rumah sakit swasta memiliki elektronic Hospital Information System (e-HIS) bahkan masih banyak yang manual. Pengenalan dan penggunaan coding berdasarkan ICD 9 dan ICD 10 juga masih belum baik. Tetapi, bagi Rumah Sakit milik PTPN X, hal ini perlu dipersiapkan sebagai dukungan dan implementasi teknologi informasi di era BPJS.
Persiapan Rumah Sakit
Dengan telah disosialisasikannya BPJS kepada manajemen, dokter dan karyawan merupakan salah satu bentuk kesiapan rumah sakit di era baru layanan kesehatan di Indonesia, yang lebih terkenal dengan sebutan BPJS. Bukan hanya itu, untuk mensukseskan program pemerintah, rumah sakit siap membuat atau merevisi PNPK, membuat clinical pathway sebagai pengendali mutu dan biaya rumah sakit, restrukturisasi tarif, membuat kesepakatan jasa medis dengan staf medis, membentuk dan mengaktifkan tim audit klinis rumah sakit, menyiapkan e-HIS.
BPJS harus membuat dokter, rumah sakit dan pasien ‘tersenyum’. Kualitas tidak boleh dikorbankan meskipun dengan biaya rendah. Meningkatkan mutu pelayanan adalah kunci sukses rumah sakit untuk mampu bersaing dengan rumah sakit lain di era liberalisasi. Pencapaian asuransi baru ini merupakan cita– cita yang sangat besar dan mulia. Dengan dasar cita – cita itulah RS milik PTPN X siap menjalankan dan mendukung pemerintah di era layanan kesehatan.
Biaya kesehatan tidak dapat ditanggung oleh individu atau keluarga. Bergotong royong agar dapat membiayai pelayanan kesehatan bersama. ”Ringan sama dijinjing berat sama dipikul.” Dalam BPJS ada kepastian biaya termasuk biaya obat. Agar terjadi subsidi antara pihak yang sehat dengan yang sakit, antara yang muda dan tua, antara individu dan komunal. Mari kita sukseskan Jaminan Kesehatan Nasional 2014. (Diana Ekawati_RSP, OPI_Sekper) <end>
Rank 21 of The Best Twenty Five LKTI 2014
Terdapat 0 komentar
Silahkan tambahkan komentar