Kesiapan RS PTPN X Menghadapi Era Baru Layanan Kesehatan 2014 (Bagian II)
Sebenarnya, konsep BPJS ini memiliki kendala mengenai tarif Indonesia Case Based Groups (INA CBG) yang tidak sesuai dengan unit cost pelayanan. Beberapa tarif paket INA CBG dirasa masih rendah. Akan tetapi tidak perlu khawatir karena pemerintah akan memperhitungkan ulang besaran tarif rumah sakit dan jasa dokter, terkait dengan pelaksanaan BPJS. Jika tarif terlalu kecil, ditakutkan pelayanan yang diberikan tidak optimal. Perhitungan ulang tarif ini dilakukan sebagai respons atas pelaksanaan BPJS dari sejumlah rumah sakit swasta. Selain itu, pemerintah akan terus mengevaluasi tarif INA CBG tersebut yang tentu saja akan disesuaikan dengan beban operasional rumah sakit swasta.
Evaluasi perlu dilakukan berkaitan dengan perubahan struktur financial rumah sakit. Harga obat berubah disebabkan kenaikan harga yang tentu saja berimbas pada kenaikan operasional rumah sakit. Dengan pemberlakuan tarif INA CBG adalah suatu sistem pengelompokan penyakit berdasarkan diagnosis yang sama dan sumber daya yang digunakan dalam pengobatan. Adanya pengelompokan ini bertujuan agar pembiayaan kesehatan pada penyelenggara jaminan kesehatan bersifat prospektif.
Rumah sakit swasta memang perlu lebih menerapkan efisiensi dalam menjalankan operasional rumah sakit. Di sinilah pentingnya clinical pathway yang benar bagi rumah sakit sehingga mampu membantu manajemen biaya rumah sakit. Sistem ini menjadi landasan BPJS karena lebih menjamin kendali mutu.
Penerapan tarif paket INA CBG ini menuntut manajemen rumah sakit mampu mengefisiensikan biaya dan mengoptimalkan pengelolaan keuangan rumah sakit, serta melakukan kendali mutu, kendali biaya dan akses melalui perhitungan biaya pelayanan dari masing – masing clinical pathway berdasarkan perhitungan unit cost yang telah dimiliki rumah sakit.
Clinical pathway merupakan alur proses kegiatan pelayanan pasien yang spesifik untuk suatu penyakit atau tindakan tertentu, mulai dari pasien masuk sampai pasien pulang, yang terintegrasi dari pelayanan medis, pelayanan keperawatan, perawatan farmasi dan pelayanan penunjang medik.
Clinical pathway bukan merupakan clinical guidelines karena setiap kasus dalam clinical pathway dibuat berdasarkan standar prosedur setiap profesi, disesuaikan dengan strata sarana pelayanan rumah sakit. Clinical pathway ini dapat digunakan untuk memprediksi lama hari dirawat dan biaya pelayanan rumah sakit sehingga dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya rumah sakit.
Penyusunan clinical pathway dan perhitungan biaya pelayanan untuk kasus – kasus yang sering terjadi sangat diperlukan untuk pengendalian mutu dan memperhitungkan biaya rumah sakit. Oleh karenanya, perlu pemahaman dalam penyusunan clinical pathway sehingga rumah sakit dapat membandingkannya dengan tarif INA CBG. (Diana Ekawati_RSP, OPI_Sekper)
Rank 21 of The Best Twenty Five LKTI 2014
Terdapat 0 komentar
Silahkan tambahkan komentar