Kemampuan Menyesuaikan Diri (teamwork series 1)
Jika kita tidak mau berubah untuk kepentingan organisasi, mungkin kitalah yang akan diubah.
Kelemahan dasar manusia adalah terletak dari ketidakmampuannya untuk menyesuaikan diri. Memiliki sikap terlalu kaku dan tidak fleksibel justru menjadi kelemahan manusia dan itu sangat merugikan, baik untuk diri sendiri maupun untuk organisasi.
Salah satu dari enam pilar dasar keilmuan Neuro Linguistic Programming untuk pengembangan potensi diri adalah fleksibilitas dan itu berarti kemampuan menyesuaikan diri dalam setiap situasi.
Anda bisa bayangkan jika seandainya Anda dihadapkan dalam satu situasi yang menuntut Anda untuk bisa mencari solusi dan menyelesaikannya. Sedangkan Anda hanya terpaku pada satu pola pemikiran saja, dan itupun juga gagal dalam penyelesaian situasi tersebut. Apakah yang Anda rasakan? Yah, paling buruknya adalah Anda akan merasakan kondisi yang tertekan dan berujung pada depresi
Sedangkan coba Anda bayangkan juga, jika seandainya Anda fleksibel dalam mencari solusi dan menyelesaikan situasi tersebut. Satu cara gagal, Anda beralih ke cara yang lain. Ketika yang lain gagal, Anda pun mencoba yang lainnya lagi. Bukankah tingkat penyelesaian situasi tersebut menjadi lebih besar dibandingkan hanya terpaku pada satu pola pemikiran?
Tahukah Anda bahwa kerjasama tim dan sikap kaku akan selalu berseberangan. Jika Anda ingin berhasil bekerjasama dalam tim dan menjadi penggerak tim yang baik, Anda harus mampu menyesuaikan diri dengan irama tim.
Penggerak tim, menurut John C. Maxwell, memiliki kriteria sebagai berikut :
- Mau Belajar.
Diana Nyad mengatakan bahwa dia rela menjalani apapun, rasa sakit ataupun ketidaknyamanan yang sementara, karena itu tidak berarti apa-apa. Diana yakin bahwa pengalaman itu akan membawanya ke tingkatan yang lebih tinggi.
- Merasa Nyaman.
Orang yang tidak merasa nyaman, melihat hampir segala hal sebagai satu rintangan dan ancaman. Mereka bersikap kaku ketika terjadi perubahan situasi. Tetapi orang yang merasa nyaman, selalu tenang menyikapi situasi. Mereka memandang perubahan situasi dengan pola pikir yang lebih positif.
- Kreatif.
Ada sebuah ungkapan bahwa kedewasaan seseorang dapat dilihat dari tingkat kesulitan yang dirasakan saat berhadapan dengan situasi yang baru. Orang yang kreatif selalu menyambut perubahan situasi dengan lebih terbuka dan berorientasi pada hasil yang menjadi tujuan tim.
- Berorientasi Melayani.
Anda bisa bayangkan jika setiap orang di dalam tim memiliki orientasi saling melayani. Bukankah situasinya menjadi lebih kondusif dan menyenangkan? Coba bandingkan jika setiap orang menginginkan untuk selalu dilayani?
Dalam bukunya yang berjudul, “The 17 Essential Qualities of a Team Player”, Maxwell memberikan pertanyaan-pertanyaan perenungan.
Sejauh mana Anda mau menyesuaikan diri? Jika Anda diminta untuk melakukan sesuatu dengan cara yang berbeda demi meningkatkan kinerja tim, bagaimanakah reaksi Anda?
Kunci pertama untuk menjadi penggerak tim adalah bersedia menyesuaikan diri dengan tim, b ukan malah berharap tim menyesuaikan diri dengan Anda. (Rehandy Prosmawan_Enero, OPI_Sekper)
Referensi:
- Buku karya John C. Maxwell, The 17 Essential Qualities of a Team Player.
- Aplikasi keilmuan NLP yang diciptakan oleh Richard Bandler dan John Grinder.
Terdapat 0 komentar
Silahkan tambahkan komentar