Keberhasilan Mekanisasi di Tangan Petani

Terbit pada Minggu, 31 Agustus 2014

Jombang, 28 Agustus 2014. Keberhasilan mekanisasi yang dicanangkan oleh PT Perkebunan Nusantara X (Persero)ada di tangan petani. Petani berperan penting atas keberhasilan mekanisasi ini, yang notabene untuk kepentingan dan keuntungan petani juga. Hal ini dituturkan oleh Kepala Divisi Budidaya Ir. Mochamad Abdul Khamid dalam acara sarasehan yang dilaksanakan oleh PG Djombang Baru di Kebun Gebang Bunder, Desa Gebang Bunder, Plandaan, Jombang.

 

“Cara berpikir petani yang takut akan mekanisasi harus diubah, selain itu mekanisasi membutuhkan lahan minimal 10 hektar, dan petani kita tidak memiliki lahan sebesar itu. Maka kami menyarankan agar para petani membentuk blok-blok sehingga terbentuk lahan yang luas. Butuh usaha dari petani sendiri agar blok-blok tersebut dapat terbentuk,” ujar Khamid. Selain itu dia juga menambahkan:”Lahan yang dimekanisasi harus memanjang bukan melebar seperti halnya lahan yang dimiliki petani kita saat ini“.

 

Mekanisasi, sambung mantan GM PG Watoetoelis ini, juga membutuhkan bibit tebu yang bagus. Pemakaian bibit tebu di kalangan petani kita masih memperhitungkan untung dan rugi, bukan bagus jeleknya, itu yang harus diubah. Bibit yang digunakan harus sama dengan tebu yang digiling.

 

“Alat-alat mekanisasi juga bisa maksimal dipergunakan di lahan yang luas, maka kami menyarankan untuk petani berkolektif atau dibentuk koordinir,” tambah Ir. Tarsisius Sutaryanto, MM.

 

Direksi PTPerkebunan Nusantara X (Persero) juga telah menyiapkan rencana jangka pendek hingga jangka panjang guna keberhasilan mekanisasi ini. “Jangka pendeknya adalah pemakaian teratain pada 10.000 hektar lahan kita, jangka menengahnya di tahun 2015 kita melengkapi alat-alat mekanisasi.Jangka panjangnya adalah pembentukan training centre mekanisasi di Puslit Djengkol.

 

Masih menurut Tarsisius, ada tiga tahap dalam pelaksanaan TC Mekanisasi ini.Pertama, para pegawai pabrik gula kita kursuskan selama tiga hari dua malam, agar mereka bisa mengoperasikan alat-alat tersebut. Kedua, kursus dibuka untuk semua petani di wilayah kita. Untuktahap terakhir kita mempersiapkan operator dan mekanik traktor dan alat lainya, yang mana akan kami kursuskan di TC tersebut, sehingga nantinya bisa membantu petani apabila ada kerusakan alat. Untuk pesertanya kita jaring dari lulusan SMK Teknik Mesin, lulusan PTN, dan juga dari Balai Latihan Kerja (BLK). (Alif Maskur S.R., UIN Sunan Ampel Surabaya, AFS_Sekper)

Terdapat 0 komentar

Silahkan tambahkan komentar