Harapkan Nasib Petani Tebu Kian Baik
Pemerintah Kabupaten Jombang terus memantau kondisi industri gula di dalam negeri. Dalam dua tahun terakhir, kondisi industri gula di tanah air terus menurun sehingga membuat petani tebu mengalami kerugian. Bahkan, tidak sedikit petani tebu yang harus menanggung hutang karena merosotnya harga lelang gula yang jauh dari Harga Pokok Produksi (HPP) yang telah ditetapkan pemerintah pusat.
Dalam sambutannya pada acara Selamatan Buka Giling Pabrik Gula Tjoekir dengan Tema “Membangun Optimisme dan Kerjasama melalui Kekuatan yang Kita Miliki Menuju Sukses Giling 2015 untuk Menghadapi Persaingan,” di Gedung Pertemuan, (Rabu) 20 Mei 2015, Bupati Jombang Dr. Ec. H. Nyono Suharli Wihandoko mengatakan, diharapkan pada musim giling tahun 2015 ini, PG Tjoekir akan sukses mulai dari awal hingga akhir giling nanti.
“Seperti yang diketahui bersama, dalam dua tahun terakhir ini, nasib petani tebu kurang jelas. Semoga ke depan nasib petani tebu semakin jelas dan tidak lagi memprihatinkan,” kata Nyono yang disambut dengan ucapan “amin” dari seluruh undangan yang hadir.
Sebelum menjadi bupati, pria yang pernah menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Jombang ini menambahkan, Pemkab Jombang telah mengusulkan kepada presiden, wakil presiden serta kabinet kerja tentang kebutuhan pupuk. Dimana, Jombang pertahunnya membutuhkan 15 juta ton pupuk. Agar dalam satu tahun periode tanam, kebutuhan pupuk bisa dipenuhi, karena selama ini ketersediaan pupuk yang ada hanya 9,5 juta ton saja.
“Di Jombang ini dengan saprodi pupuk dan pendistribusian pupuk tidak ada masalah. Bahkan, kami juga mendorong agar mekanisasi segera dimulai di Jombang,” tambahnya.
Pria kelahiran, Jombang, 8 November 1962 ini mengungkapkan, untuk anggaran tahun 2015 ada sharing dengan APBN, Pemkab Jombang memberikan 20 unit traktor yang besar untuk petani tebu. Pihaknya juga memberikan bantuan dua unit mekanisasi mulai dari buka lahan hingga tebang angkut.
“Kami juga telah mengadakan mobil siaga desa yang bisa digunakan untuk mengangkut penebang tebu bila sakit saat bekerja. Ataupun ada acara tasyakuran ke PG, masyarakat desa bisa memanfaatkan mobil desa dan mobil siaga desa ini untuk keperluan di Jombang saja,” tandasnya. (Siska, OPI_Corcom)
Terdapat 0 komentar
Silahkan tambahkan komentar