Cintai Batik, IIKB PG Modjopanggoong Belajar Membatik

Terbit pada Kamis, 15 Oktober 2015

Sebagai bentuk kecintaan terhadap batik, Ikatan Istri Keluarga Besar (IIKB) Pabrik Gula (PG) Modjopanggoong belajar membatik. Diharapkan dengan mengetahui proses pembuatan kain batik, rasa bangga akan terus ada di hati setiap anggota IIKB.

Ketua IIKB PG Modjopanggoong, Tatiet Indrijaswati Adi Baskoro mengatakan masih dalam rangka memperingati  Hari Batik Nasional, IIKB PG Modjopanggoong belajar membatik.

"Tanggal 7 Oktober 2015 kemarin, kami belajar membatik. Meskipun agak telat, namun hal itu tidak menyurutkan semangat IIKB PG Modjopanggoong untuk menyemarakkan hari istimewa ini dengan mengadakan kegiatan melihat proses pembuatan batik dan belajar membatik sendiri," kata Tatiet.

Tatiet menjelaskan di Tulungagung ada tiga pengrajin batik yang terkenal, yakni Batik Satrio Manah, Baronggung, dan Gajah Mada yang mempunyai ciri khas tersendiri.

"Untuk kali ini, kami memilih Batik Gajah Mada karena tempatnya sangat dekat, kurang lebih satu  kilometer dari PG Modjopanggoong. Tepatnya di Jalan Gajah Mada No. 17, Ds. Mojosari, Kecamatam Kauman, Tulungagung," sebutnya.

Sebanyak 16 orang, ungkap Tatiet, anggota IIKB PG Modjopanggong ini memulai kegiatan belajar sejak pukul 08.30 WIB. Pelajaran pertama, para peserta melihat galeri dan tempat melorot batik serta pencelupan.

"Mereka dipandu oleh Ibu Ikke Timor yang merupakan putri keempat dari pemilik batik Gajah Mada," ujarnya.

Menurut penjelasan Ibu Ikke, ungkapnya, ada 3 produksi batik, yakni batik printing atau cetak, cap, dan tulis dengan bahan dasar kain mori, katun dan sutra. Setelah mendapatkan penjelasan tentang bagaimana proses membatik, Tatiet menambahkan ibu-ibu dibawa ke tempat pembuatan batik printing, tempat pembuatan batik cap hingga ke tempat pembuatan batik tulis.

Tatiet menambahkan setelah mendapatkan penjelasan dan melihat langsung proses membatik, anggota IIKB PG Modjopanggoong diberi kesempatan untuk mencoba dan membuat batik sendiri. Tiap orang diberi selembar kain ukuran 40 cm X 80 cm, untuk dibatik sendiri. Ada yang di cap, ada yang langsung ditulis, dan ada juga yang menggunakan kombinasi tulis dan cap.

“Saya ingin membuat batik yang ada tulisan nama putra saya,” seloroh salah satu peserta dengan semangat.

Dibantu arahan karyawati Batik Gajah Mada, semua antusias berkreasi menggambar, memegang canting, dan menorehkan lelehan malam pada kain. Sesudah itu, dengan sabar peserta menunggu kainnya untuk diwarna dan dilorot.
Sangat banyak manfaat yang didapat dari kegiatan ini, utamanya bisa lebih mencintai batik karena selain prosesnya yang lama juga dibutuhkan ketelatenan, kesabaran, dan jiwa seni. 3,5 jam berlalu tanpa terasa dan kegiatan pun selesai pukul 12.00 WIB. Semua pulang dengan senyuman dan bangga karena membawa oleh-oleh kain hasil membatik sendiri. (Siska, VER_Corcom)

Posted in Berita

Terdapat 0 komentar

Silahkan tambahkan komentar