Menyesuaikan Gaya Kepemimpinan dengan Kematangan Bawahan
Gaya kepemimpinan seseorang harus disesuaikan dengan tingkat kematangan bawahannya. Hal itu dikarenakan tidak semua karyawan bisa menerima perlakuan yang sama. Karyawan yang sudah termotivasi pasti lebih membutuhkan tantangan dalam bekerja daripada sekedar dorongan, begitupun sebaliknya. kepemimpinan merupakan aktivitas seseorang untuk mempengaruhi individu, kelompok, dan organisasi sebagai satu kesatuan sehingga kepemimpinan diberi makna sebagai kemampuan mempengaruhi semua anggota kelompok dan organisasi agar bersedia melakukan kegiatan atau bekerja untuk mencapai tujuan kelompok dan organisasi.
Hersey dan Blanchard (1992) berpendapat bahwa gaya kepemimpinan pada dasarnya merupakan perwujudan dari tiga komponen, yaitu pemimpin itu sendiri, bawahan, serta situasi di mana proses kepemimpinan tersebut diwujudkan. Ada 4 tipe kepemimpinan yaitu
- Mengarahkan/Memberitahukan (Directing/Telling) adalah tipe pemimpin memberikan petunjuk yang spesifik dan mengawasi secara ketat pelaksanaan tugas.
- Menjual/Melatih (Selling/Coaching) yaitu tipe pemimpin terus mengarahkan dan mengawasi secara ketat penyelesaian tugas tetapi juga menjelaskan keputusan, meminta saran dan mendukung kemajuan.
- Mengikutsertakan/Mendukung (Participating/Supporting) yaitu jika pemimpin memberikan fasilitas dan mendukung usaha bawahan kearah penyelesaian tugas dan membagi tanggung jawab untuk membuat keputusan dengan mereka.
- Mendelegasikan (Delegating) ketika pemimpin menyerahkan tanggung jawab untuk pengambilan keputusan dan pemecahan masalah terhadap bawahan.
Adapun tingkat kematangan bawahan yang harus mendapatkan perlakuan yang berbeda dari hal diatas adalah sebagai berikut :
- Tidak mampu dan tidak mau yaitu ketika bawahan membutuhkan keterampilan dan pengalaman karena masih kurangnya kemampuan.
- Tidak mampu tetapi mau yaitu bawahan yang kurang percaya diri membutuhkan dorongan dan pengawasan pelaksanaan tugas.
- Mampu tetapi tidak mau jika bawahan mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang tinggi namun masih membutuhkan dorongan.
- Mampu dan mau adalah bawahan yang mempunyai rasa percaya diri yang tinggi sehingga hanya butuh sedikit pengawasan.
Dari ulasan di atas, maka jika bawahan memiliki tipe ke 1 (Tidak mampu dan tidak mau) maka gaya kepemimpinan yang cocok adalah tipe 1 juga (Direct / Telling), begitu seterusnya sehingga gaya komonikasi pimpinan dan bawahan bisa lebih optimal untuk menunjang kinerja perusahaan. (M. Syaiful Rizal_Sekper, OPI_Sekper)
Terdapat 2 komentar
Silahkan tambahkan komentar