Pertamina Janjikan Pengadaan Bioethanol Januari 2016 (bagian 1)

Terbit pada Kamis, 29 Oktober 2015

SURABAYA - Pertamina menjanjikan pengadaan produk bioethanol untuk campuran Bahan Bakar Minyak (BBM) direalisasikan pada bulan Januari 2016. Pernyataan ini disampaikan oleh Muji Pangestu, S&D Region V Manager di tengah acara Bincang Kompas bertajuk Kemandirian Energi Nasional, Implementasi Energi Baru Terbarukan di Hotel Ibis Style Jemursari, Surabaya, Sabtu (24/10/2015).

Pengadaan bioethanol tersebut rencananya dicampur dengan produk BBM Pertamina. “Bioethanol dibutuhkan untuk pencampuran produk Pertamax dan Pertamax Plus,” ujar Muji.

Proyek pengadaan bioethanol Pertamina sendiri direncanakan baru dimulai 1 Januari 2016 untuk disalurkan ke Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Plumpang Jakarta, Ujung Berung Bandung, dan Surabaya.

Ketika ditanya kenapa baru dilaksanakan pada Januari 2016, menurut Muji, hal ini dikarenakan Pertamina sedang menyiapkan sarana dan fasilitas (sarfas) di ketiga lokasi tersebut.

“Produk bioethanol, dalam proses pencampurannya dengan Pertamax dan Pertamax Plus, membutuhkan penanganan khusus di sarana fasilitas milik Pertamina. Penanganan khusus ini dimaksudkan untuk mendapatkan komposisi blending yang tepat dan homogenitas pencampuran yang maksimum sehingga penyaluran bioethanol baru dilaksanakan Januari 2016,” ungkap Muji.

“Proyek sebenarnya sudah dimulai pada Januari 2015. Namun, kami baru bisa menyiapkan pada Januari 2016. Untuk TBBM Ujung Berung dan Plumpang, dalam proses proyek penambahan sarana blending bioethanol. Sedangkan di Surabaya, penambahan kapasitas sarana blending bioethanol,” lanjut Muji.

Ketika didesak oleh para peserta acara Bincang Kompas, terkait proses pengadaan yang membutuhkan waktu lama, Muji menuturkan bahwa Pertamina harus mengikuti aturan pengadaan yang berlaku di perusahaan.

“Berbeda dengan pengguna lainny, pihak kami harus melalui aturan pengadaan yang sudah berlaku. Perhitungan demand kebutuhan bioethanol tahun 2016 dan pembuatan Term of Reference & Owner Estimate pengadaan bioethanol tahun 2016 sudah selesai, tinggal proses tender saja. Mari kita ikuti saja prosesnya,” terang Muji.

Adapun estimasi kebutuhan bioethanol Pertamina adalah sebesar 63.721 KL. Dengan perincian, bioethanol untuk TBBM Plumpang sebesar 39.205, Ujung Berung 7.969 KL, dan Surabaya 16.547 KL. Sementara saat ini, pemenuhan bioethanol untuk campuran BBM dapat dipasok dari PT Indonesia Ethanol Industry dengan kapasitas terpasang 60.000 KL per tahun, PT Molindo Raya Industrial 30.000 KL per tahun, dan PT Energi Agro Nusantara 30.000 KL per tahun. Total pasokan dari ketiganya sebesar 120.000 KL. Data ini menunjukkan bahwa permintaan dari Pertamina sanggup dipenuhi oleh ketiga produsen bioethanol tersebut. (ARH_Enero, VER_Corcom)

Posted in Berita

Terdapat 0 komentar