Kendalikan Pesawat Anda, Kapten! (2)

Terbit pada Rabu, 7 September 2016

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sebagai seorang leader pastinya anda sering menghadapi situasi yang tidak mengenakan, seperti penuh tekanan, dan dikejar masalah. Apa yang dapat dilakukan agar tidak bergelar MBA dan tetap menjadi leader yang bergelar MSC seperti pada tulisan sebelumnya? 3 langkah berikut dapat dilakukan agar tetap cerdas dalam menghadapi tantangan sebagai seorang pemimpin:

  • Kondisikan diri kita dalam state of mind “Bahagia”. Namun, bagaimana agar selalu dalam keadaan bahagia sementara dalam keseharian manusia pasti dilanda perasaan marah, sedih, kesal, cemburu, dan lain lain? Salah satu caranya adalah dengan mengakses ingatan kita ketika merasakan bahagia. Setelah muncul rasa bahagia, perkuat sensasinya sehingga panca indera perlahan mulai terpengaruh.
  • Lakukan relaksasi pernapasan agar tubuh dan otak yang lelah dapat segar kembali dengan suplai oksigen dari paru – paru ke otak.
  • Gunakan salah satu teknik yang ada dalam NLP, yakni teknik anchoring. Caranya, pikirkan sesuatu yang membuat bahagia dan rasakan sensasinya lalu lakukan gerakan yang unik sebagai anchor.


Masih ingat kasus pesawat jatuh karena terjebak dalam awan cumulonimbus, yakni awan yang menjadi momok bagi para pilot ini dikenal bisa menyebabkan turbulensi dahsyat. Namun, bukan berarti awan ini tidak terkalahkan. Tak sedikit pilot yang selamat dari kedahsyatan awan tersebut, salah satunya adalah pilot senior Garuda Indonesia, Kapten Abdul Rozaq.


Dalam wawancara di sebuah stasiun televisi nasional, minggu 4 januari 2015, Kapten Abdul Rozaq mengaku menjadi saksi kekuatan awan cumulonimbus. Pesawat garuda yang ia kemudikan terjebak dalam awan tersebut diatas kota blora. Saat itu terbayang di benaknya nasib para penumpang yang berada di ruang cockpit. Dia pun mulai panik, semua prosedur penerbangan sudah dijalaninya namun tidak berarti apa-apa. Ia lalu mengirim pesan “Mayday..mayday” namun tidak ada jawaban. Tiba tiba kedua mesin pesawat itu mati pada ketinggian 23.000 kaki. Sesuai prosedur, Kapten Abdul Rozaq menghidupkan generator untuk menghidupkan mesin kembali, namun justru terjadi kerusakan Electricity power yang menyebabkan semua mesin dalam keadaan mati. Dalam kondisi kritis tersebut sang kapten tidak berhenti berusaha, mencoba dan mencoba hingga akhirnya pesawat yang ia kemudikan berhasil mendarat di sungai.


Dalam kisah tersebut, Kapten Abdul Rozaq telah berperan sebagai pilot yang handal dengan mengetahui apa yang harus dilakukan dalam kondisi mendesak. Yang paling penting, ia memikirkan nasib penumpangnya yang mungkin dalam kejadian itu sedang tidur terlelap atau sedang asyik memutar video pada fasilitas penerbangan. Semua ia lakukan karena sumpah dan dedikasinya yang tinggi sebagai pemimpin dalam pesawat.


Hidup adalah pilihan, seperti kita harus memilih menjadi pilot (pemimpin) atau penumpang (karyawan). Ketika terjadi kegagalan, pilot lah yang pertama kali disalahkan. Tidak seperti penumpang  yang sekedar menikmati perjalanan, namun tidak tahu kemana arah melajunya pesawat. 


Pilot mengendalikan pesawat, sama halnya dengan seorang leader dalam sebuah perusahaan, leaderlah yang mengambil peranan. Mulai dari penentuan target dan mengambil keputusan ketika target mulai lari dari rencananya. Seorang pilot atau leader harus memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat bukan hanya sekedar memerintah, tetapi juga memberikan arahan dan cepat dalam membuat keputusan. Seorang pilot atau leader juga harus memiliki ilmu, membangun dirinya dalam sebuah visi kedepan yang dapat direfleksikan oleh anggota timnya. Seorang pilot atau leader tidak pernah meninggalkan logika dan kesadarannya, karena kesadaran akan membuat kita mencapai target yang di inginkan. Selain itu, bermental seperti singa seperti dalam awal artikel ini dan berpegang teguh pada tanggung jawab dengan tidak meninggalkan siapapun dalam tim adalah karakter seorang pemimpin sejati.


Seperti kata Maxwell, "kita sendirilah yang memutuskan menjadi leader sejati atau tidak". Selamat menjadi pilot yang mengemudikan pesawat menuju operational excellence. (Syaiful Rizal_SEKPER, FIR_SEKPER)


Referensi :
http://www.johnmaxwell.com/blog

Posted in Artikel

Terdapat 0 komentar