Jumat (07/05) bertempat di Gedung Pertemuan Grha Bima Lestari, Manajemen Pabrik Gula Lestari menyelenggarakan acara Koordinasi Persiapan Musim Giling Tahun 2021 bersama seluruh lembaga yang bermitra, yakni KPTR, HPTR, dan APTR serta turut hadir Ketua Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTR), Soemitro Samadikoen. Acara koordinasi tersebut dimaksudkan sebagai instrument untuk meningkatkan komunikasi antara Manajemen PG Lestari dengan seluruh lembaga yang telah menjalin kemitraan mengenai persiapan dalam mensukseskan musim giling tahun 2021, serta melalui acara tersebut nantinya dapat disusun inventaris permasalahan yang kemungkinan akan dihadapi. Selain itu kehadiran dari Ketua DPN APTR Soemitro, harapannya dapat membantu memberikan solusi terhadap masalah yang kemungkinan dihadapi baik itu oleh manajemen PG Lestari maupun oleh lembaga.

Marshal G. Pattiasina, menyampaikan  terima kasih atas kemitraan yang selama ini terjalin, dan menegaskan bahwa dalam rangka mensukseskan musim giling tahun 2021 pihaknya bersama manajemen PG Lestari akan berupaya semaksimal mungkin memberikan pelayanan prima yakni dalam hal perbaikan dan perawatan peralatan di dalam pabrik sehingga nantinya dapat berfungsi secara optimal, serta langkah-langkah terobosan lainnya yang akan dilakukan sebagai upaya untuk membangun kepuasan petani sebagai mitra.

Taryono, selaku Ketua KPTR mengatakan bahwa ia bersama anggota lembaga akan berupaya menberikan support kepada PG Lestari dalam hal menyediakan Bahan Baku Tebu (BBT) untuk menyongsong musim giling tahun 2021. Selain itu terdapat beberapa saran yang diungkapkan yakni perihal alternatif mekanisme terkait kemitraan yang dijalin oleh lembaga maupun anggotanya,

Pada kesempatan yang sama, Soemitro menuturkan bahwa dalam kondisi sekarang yang perlu diberi perhatian adalah persaingan dalam hal peraihan BBT antar Pabrik Gula yang cukup ketat. Sehingga ia menghimbau kepada manajemen PG Lestari agar dapat memberikan pelayanan yang prima, serta melakukan langkah yang sifatnya akseleratif dalam rangka pemenuhan BBT dan menghadapi persaingan yang saat ini terjadi.

Acara yang dikemas dengan diskusi secara santai tersebut mendapatkan respon yang baik dari para lembaga mengingat tidak diperlukan penyampaian secara formal yang terkesan rigid, sehingga dapat menjadi forum untuk mengningkatkan komunikasi secara lebih intens. (Adam_Ls, Put_Sekper)